Saturday, September 17, 2016

HEBOH...KESAKSIAN HABIBIE : PRABOWO DI FITNAH ....!!!! DIA TIDAK PERNAH MELAKUKAN KUDETA NKRI ....LIHAT SELENGKAPNYA DAN MOHON SHARE !!!!!!!



Bacharuddin Jusuf Habibie buat keputusan besar dengan mencopot Letjen Prabowo Subianto dari jabatan Panglima Kostrad pada 23 Mei 1998, sehari sehabis dilantik jadi presiden. Ketetapan besar itu diambil Habibie setelah mendengar laporan Panglima ABRI Jenderal Wiranto mengenai gerakan pasukan Kostrad lewat cara besar-besaran dari luar kota menuju Jakarta. Selain itu, sebagian di antara pasukan itu disebut telah " mengepung " rumah Habibie di Kuningan dan Istana Kepresidenan. Setelah memutuskan pencopotan Prabowo yang digantikan sebentar oleh Letjen Johny Lumintang, Habibie beroleh laporan bila Prabowo inginkan bersua.

Habibie mengaku menyimpan kekhawatiran saat menantu presiden ke-2 RI Soeharto itu menghendaki bersua. " Bagaimana sikap dan respon Pak Harto mengenai kebijakan saya hentikan Prabowo dari jabatannya sebagai Pangkostrad? Apakah Beliau tersinggung dan memberi pekerjaan menantunya untuk bersua saya, " tulis Habibie dalam buku Detik-detik yang Menegaskan. Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi (2006).

Beberapa hal lain yang mengganggu fikiran Habibie yaitu apabila Prabowo membawa senjata. Menurut keputusan, siapa juga yang menghadap Presiden memang tidak diizinkan membawa senjata. " Tentunya itu berlaku untuk Panglima Kostrad. Namun bagaimana tentang dengan menantu Pak Harto? Apakah Prabowo bakal dicek? Apakah pengawal itu berani? " tulis Habibie.

Habibie juga pikirkan, kemungkinan dia menolak Prabowo. Namun, Prabowo tetaplah disangka perlu didengar gagasannya. Sebab, dialog disangka Habibie sebagai system untuk keduanya sama tahu dan tahu. Pertemuan juga diselesaikan pada 23 Mei 1998. Habibie buka bila pembicaraan mereka ditangani dalam bhs Inggris, seperti umum waktu mereka bertemu.

Dialog itu juga berlangung cukup panas. " Ini satu penghinaan untuk keluarga saya dan keluarga mertua saya Presiden Soeharto. Anda telah memecat saya sebagai Pangkostrad, " demikian pengucapan Prabowo, seperti yang disingkap Habibie.
Habibie juga menjawab bila dia tidak memecat Prabowo, namun ubah jabatannya. Setelah mencopot dari jabatan Pangkostrad,

Prabowo memang ditempatkan sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI. Namun, Prabowo menanyakan alasan pencopotan itu. Waktu itu Habibie juga menjawab bila ada gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta, yaitu rumah Habibie di Kuningan dan Istana Merdeka. Prabowo juga berikan penjelasan. " Saya miliki maksud untuk mengamankan Presiden, " papar Prabowo.

Lalu, Habibie menolak. Dia menuturkan bila mengamankan presiden bukan pekerjaan Pangkostrad, namun Pasukan Pengamanan Presiden. Lagipula, gerakan Pangkostrad ditangani tidak ada sepengetahuan Panglima ABRI. "

Presiden apa Anda? Anda naif! " jawab Prabowo saat itu.
 " Waktu bodoh, saya Presiden dan harus membereskan situasi bangsa dan negara yang memprihatinkan, " balas Habibie.

Saksikan respon Habibie yang tetaplah keras, Prabowo lantas memohon tetaplah diizinkan memegang Kostrad. " Atas nama ayah saya Profesor Soemitro Djojohadikusumo dan bapak mertua saya Presiden Soeharto, saya minta Anda berikan saya tiga bln. untuk masih kuasai pasukan Kostrad, " ujar Prabowo.

Soemitro dan Soeharto memang dua nama yang hingga saat ini dihormati oleh Habibie. Namun, Habibie masih menolak. " Berikanlah saya tiga minggu atau tiga hari saja untuk masih tetap dapat kuasai pasukan saya, " ucap Prabowo. Habibie tetaplah menolak.

 " Tidak! Terlebih dulu matahari tenggelam semua pasukan harusnya diserahkan pada Pangkostrad baru! Saya bersedia mengangkat Anda jadi duta besar dimanapun,  " papar Habibie.

Prabowo menolak tawaran duta besar. " Yang saya kehendaki yaitu pasukan saya.  " " Ini tidak mungkin, Prabowo, " papar Habibie. Tak lama kemudian, penasihat militer presiden, Letjen Sintong Panjaitan, masuk ke ruangan. Sintong memohon Prabowo untuk meninggalkan ruangan, sebab Habibie masih memiliki agenda lain, yaitu bersua Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Koordinator Sisi Ekonomi, Keuangan, dan Industri.

Terlebih dulu pergi, Prabowo minta agar Presiden Habibie bersedia jadi penghubung agar dia dapat bicara dengan Pangab Wiranto. Habibie lantas memohon ajudan, namun Wiranto tak dapat dihubungi. Untuk ke-2 kalinya, pintu dibuka. Sintong juga memohon Prabowo meninggalkan ruangan. Tidak lama kemudian, Prabowo juga pergi.

 " Saya masih tetap pernah memeluk Prabowo dan menyampaikan salam hormat saya untuk ayah kandung dan bapak mertua Prabowo, " tulis Habibie. Tanggapan Prabowo Dalam wawancara pada Majalah Panji pada 27 Oktober 1999,

Prabowo buka alasannya bersua Habibie. " Saya datang ke Habibie karena lebih dahulu dia selalu berkata, 'Bowo, apabila ada keragu-raguan, janganlah segan-segan menjumpai saya', " tutur Prabowo.

Selain itu, Prabowo mengaku inginkan ajukan pertanyaan alasan pergantian itu. Saat itu, Habibie memohon Prabowo untuk ikuti pergantian itu. " Habibie katakan turuti saja perintah atasan. 'Ini kemauan ayah mertua anda juga'. Jadi, Pak Harto memang minta saya diganti, " tutur Prabowo. Bukan hanya itu, Prabowo bahkan menolak tudingan yang mengatakan dia inginkan kerjakan kudeta. Menurut dia, tidak ada alasan untuk kerjakan kudeta.

 " Inkonstitusional, tidak demokratis, dan lebih berat lagi, melalui langkah psikologis saya ini kan terkait dengan keluarga Pak Harto. Apabila Pak Harto sudah menyerahkan ke Habibie, masak saya menginginkan kudeta? " papar Prabowo.

 " Anda kenali paman saya gugur sebagai pahlawan muda. Kakek saya pejuang. Moyang saya, selalu berjuang melawan penjajah kolonial Belanda. Bagaimana mungkin saja saja saya menodai garis keturunan yang demikianlah saya banggakan, dengan pikirkan menukar kekuasaan melalui langkah inkonstitusional,  " lanjutnya


http :// www. hariankabar. com/2016/07/kesaksian-habibie-prabowo-difitnah-ia. html

0 comments:

Post a Comment